Setelah mengalami kenaikan selama 8 hari berturut-turut, harga Bitcoin akhirnya melonjak ke $18.214. Kenaikan beruntun ini merupakan pertama kalinya sejak Juli 2021, saat pandemi COVID-19.
Selama tujuh hari terakhir, harga BTC telah meningkat hampir 8% dan naik 4,1% dalam 24 jam terakhir.
Analis Cointelegraph memperkirakan pada 11 Januari bahwa Bitcoin dapat naik menjadi $18.000 dan pergerakan harga naik menekan opsi mingguan $275 juta yang berakhir pada 13 Januari dengan taruhan ditempatkan pada $16.500 dan lebih rendah.
Pada 11 Januari, CEO Hedge fund Moskovski Capital, Lex Moskovski membuat sebuah tulisan melalui Twitter. Ia menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa Bitcoin short senilai $86 juta.
Sepanjang tahun 2022, harga BTC turun hampir 65%. Saat itu, pasar kripto mengalami berbagai hambatan karena kebangkrutan dari beberapa crypto exchange, termasuk FTX.
Meskipun harga Bitcoin sedang melambung, tetapi beberapa investor masih waspada. Hal ini disebabkan karena data inflasi Amerika belum rilis.
Data inflasi rencananya akan dirilis pada 12 Januari. Para investor berharap jika data tersebut menunjukkan penurunan inflasi sehingga Federal Reserve dapat menekan kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Tanggapan Komunitas Kripto Atas Peretasan Core Bitcoin Developer