Anatoly Yakovenko, pendiri sekaligus CEO Solana Labs membantah klaim bahwa pemadaman jaringan Solana disebabkan karena tingginya volume pesan validator dan sistem voting on-chain.
Pada 27 Februari, pengguna Twitter DBCryptoX membuat sebuah postingan kontroversial setelah pemadaman jaringan Solana terjadi selama 20 jam. Postingan tersebut menunjukkan bahwa tingginya volume pesan validator dan voting on-chain yang menghambat jaringan.
Yankovenko kemudian membantah 20 menit kemudian dan menyebut teori tersebut adalah salah. Ia menjelaskan bahwa vote berkontribusi untuk memberikan “keamanan dan throughput yang tinggi serta biaya yang rendah” secara bersamaan.
Namun, Yakovenko tidak sepenuhnya membantah klaim DBCryptoX bahwa 90-95% transaksi di Solana terdiri dari pesan validator dan suara on-chain berpotensi “merusak sistem.”
Selain itu, DBCryptoX juga mengklaim bahwa pemadaman jaringan terjadi karena validator membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bertemu dan mencapai konsensus. Akhirnya, menggunakan cara off-chain, seperti sistem perpesanan Discord.
Software engineer Alex Kroeger dari Wallet Phantom mengatakan bahwa kemungkinan tidak ada penyebab tunggal dari pemadaman jaringan. Validator dari sistem proof-of-stake membutuhkan banyak komunikasi jaringan untuk mencapai validasi.
Meskipun jaringan secara resmi dimulai kembali pada akhir 25 Februari. Namun, tampaknya anggota komunitas mata uang kripto mulai bosan dengan pemadaman jaringan yang sering terjadi di Solana.
Baca Juga: Harga Solana Naik 8% Setelah Peluncuran Token Bonk