Pada 26 Februari, perusahaan analitik blockchain PeckShield menunjukkan aktivitas dari alamat wallet hacker KyberSwap. Berdasarkan data blockchain, hacker tersebut memindahkan 798,8 Ether, senilai hampir $2,5 juta, dari Arbitrum ke jaringan Ethereum.
Selain $2,5 juta, hacker tersebut juga memindahkan hampir satu juta dolar dalam bentuk stablecoin. Wallet yang terhubung dengan pelaku memindahkan $826,500 dalam stablecoin DAI (DAI) ke wallet lain.

Serangan Hacker ke KyberSwap
Serangan KyberSwap adalah salah satu peretasan terbesar pada tahun 2023. Pada 23 November, DEX menginformasikan kepada komunitasnya bahwa mereka mengalami “masalah keamanan” dan menyarankan para penggunanya untuk menarik dana mereka. Adapun jumlah dana yang berhasil dicuri mencapai $49 juta.
Hacker juga meninggalkan pesan on-chain kepada tim KyberSwap dengan mengatakan bahwa negosiasi dapat dilakukan setelah ia beristirahat. Sebagai tanggapan, tim KyberSwap menawarkan hadiah sebesar $4,6 juta kepada hacker tersebut dengan imbalan pengembalian 90% dari dana yang dicuri.
Namun, negosiasi bounty tersebut memburuk saat hacker tidak puas terhadap sikap KyberSwap. Pada tanggal 29 November, hacker memposting pesan on-chain yang mengancam untuk menunda negosiasi lebih lanjut jika tim KyberSwap melanjutkan tindakan hukum.
Akhirnya, hacker menuntut kontrol penuh atas perusahaan KyberSwap dan semua asetnya. Ia juga menuntut otoritas dan kepemilikan penuh sementara atas KyberDAO, yang bertindak sebagai mekanisme tata kelola Kyber dan semua dokumen yang terkait dengan Kyber. Hacker memberi waktu kepada perusahaan hingga 10 Desember untuk memutuskan sebelum “perjanjian itu gagal.”
Mengikuti tuntutan hacker, tim KyberSwap memutuskan untuk mengirimkan dana bantuan bagi para korban peretasan. Pada tanggal 2 Desember, tim mengumumkan akan memberikan hibah kepada mereka yang kehilangan dana dalam eksploitasi dan belum dipulihkan.
Baca Juga: KyberSwap Tawarkan Hadiah 10% Pada Hacker Jika Kembalikan Hasil Curiannya