Harga Bitcoin turun di bawah $65.000 setelah keputusan Federal Reserve Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga. Kondisi ini juga bersamaan dengan laporan mengenai konflik yang meningkat di Timur Tengah.
Berdasarkan data CoinMarketCap, pada tanggal 31 Juli, Bitcoin merosot ke $64.549, pertama kalinya turun di bawah $65.000 sejak 25 Juli. Bitcoin sempat melonjak ke $65.075 sebelum jatuh kembali, namun tidak pernah melewati level tersebut. Saat ini, BTC diperdagangkan dengan harga $64.470.
Pergerakan harga BTC mengikuti keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk mempertahankan suku bunga di 5,25% – 5,5%.
Komitmen Fed Untuk Turunkan Inflasi
Ketua Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi berkembang pada “kecepatan yang solid”. Hal tersebut disertai dengan munculnya tanda-tanda positif untuk pertumbuhan PDB dan Private Domestic Final Purchases (PDFP). Meskipun pertumbuhan belanja konsumen telah “melambat”, tetapi sejalan dengan rencananya untuk mengurangi inflasi.
“Inflasi telah menurun secara substansial dari tingkat 7% menjadi 2,5%. Kami berkomitmen kuat untuk mengembalikan inflasi ke 2% untuk mendukung ekonomi yang kuat yang menguntungkan semua orang,” jelas Powell dalam pidato 31 Juli.
Konflik di Timur Tengah
Penurunan harga juga terjadi setelah adanya laporan bahwa pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibukota Iran, Teheran, menurut laporan Reuters pada tanggal 31 Juli.
Ini bukan pertama kalinya harga Bitcoin menurun setelah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pada tanggal 19 April, media pemerintah Iran melaporkan bahwa ledakan terdengar di bandara Isfahan di Iran tengah. Dalam waktu dua jam, Bitcoin turun 5,44% menjadi $59.698.