Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen pada bulan November mengalami penurunan hingga berada pada level 7,1%. Inflasi ini lebih rendah dari prediksi pakar sebelumnya yaitu 7,3%.
Menurunnya inflasi mencerminkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang melemah. Hal ini menyebabkan sejumlah mata uang asing menguat terhadap dolar AS. Misalnya, Euro dan Poundsterling Inggris yang mencapai level tertinggi selama 6 bulan terakhir.
Naiknya Harga Kripto
Selain mata uang asing, harga kripto juga menjadi naik karena turunnya inflasi AS. Kondisi ini mampu memberikan sentimen positif terhadap pasar kripto yang akhir-akhir ini terkena berbagai isu permasalahan.
Berikut ini terdapat data beberapa harga aset kripto berdasarkan Coinmarketcap pada 14 Desember.
- Harga Bitcoin (BTC) naik 3,31% dalam 24 jam terakhir dan 4,31% dalam sepekan. Harga BTC menjadi $17.726 atau Rp275,8 juta
- Ethereum (ETH) juga mengalami hal yang sama, yaitu naik sebanyak 3,39% dalam 24 jam terakhir dan 4,89% dalam sepekan. Harga ETH menjadi $1.316 per koin
- Cardano (ADA) naik sebanyak 1,73% dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, masih turun 1,60% dalam sepekan. Harga ADA menjadi $0,3061 per koin.
- Berbeda dengan 3 aset sebelumnya, Binance Coin (BNB) justru turun 1,97% dalam 24 jam terakhir dan 6,23% dalam sepekan. Harga BNB menjadi $270,97 per koin.
- XRP naik 2,28% dalam 24 jam terakhir dan 0,89% dalam sepekan. Harga XRP menjadi $0,3935 per koin
- Solana (SOL) naik 3,54% dalam 24 jam terakhir dan 2,26% dalam sepekan. Harga SOL menjadi $13,78 per koin
- Dogecoin (DOGE) naik 0,81% dalam 24 jam terakhir, namun turun 8,75% dalam sepekan. Harga DOGE menjadi $0,09073 per token.
Baca Juga: Bank Investasi Goldman Sachs Tertarik Membeli Perusahaan Kripto