Kematian empat miliarder kripto dalam waktu satu bulan telah menarik perhatian komunitas. Peristiwa tersebut menimbulkan berbagai macam kecurigaan, bahkan beberapa diantaranya telah menyatakan diri dalam bahaya.
4 crypto billionaires dead in the span of a month. Just before, and during the FTX collapse.
— Wall Street Silver (@WallStreetSilv) January 9, 2023
Too strange 🤨 🚨
🔊sound …🧐 pic.twitter.com/ubtpweiJcw
Keempat miliarder kripto yang tewas adalah sebagai berikut.
1. Nikolai Mushegian
Salah satu pendiri MakerDAO, Nikolai Mushegian, ditemukan tewas di pantai Puerto Rico pada 28 Oktober 2022. Peristiwa tersebut terjadi beberapa jam setelah Mushegian membuat tulisan melalui Twitter bahwa agen intelijen sedang mengejarnya.
2. Javier Biosca
Javier Biosca juga tewas pada 22 November di Estepona, Spanyol. Saat itu, Biosca dalam masa penyelidikan atas kasus penipuan cryptocurrency terbesar di Spanyol.
3. Tiantian Kullander
Pada 23 November, co-founder Amber Group, Tiantian Kullander, meninggal secara misterius saat tidur.
4. Vyacheslav Taran
Dua hari kemudian yaitu 25 November 2022, miliarder kripto Rusia, Vyacheslav Taran juga meninggal dalam kecelakaan helikopter. Saat itu, Taran sedang melakukan perjalanan menuju Monako.
Tidak hanya itu, pada 30 Desember juga terjadi peristiwa yang sama. Park Mo, wakil presiden Vidente ditemukan tewas di depan rumahnya pada dini hari. Park Mo merupakan pemegang saham terbesar Bithumb, bursa mata uang kripto Korea Selatan.
Tanggapan Komunitas Kripto
Semua peristiwa tersebut memunculkan berbagai teori konspirasi di kalangan komunitas kripto. Salah satu pengguna mengaitkan serangkaian kematian dengan pekerjaan hit job gaya mafia dan mengatakan bahwa “dunia kripto mengambil satu halaman dari buku pegangan mafia.”
Sementara itu, pengguna lain mengaitkan spiral kematian dengan “hierarki bank sentral.” Ia dengan sarkastik mengatakan, “Saya pasti tidak akan menyimpan uang yang terhubung dengan hierarki bank sentral. Tidak mungkin. Mereka sangat terpercaya. 100% tidak mungkin.”
Beberapa Redditor juga berspekulasi bahwa mereka mungkin tidak benar-benar meninggal. Salah satunya menulis, “Saya bertanya-tanya berapa banyak dari mereka yang memalsukan kematian mereka sendiri.” Ada pula yang berpikir bahwa para miliarder tersebut mungkin hidup dengan nama palsu dan menggunakan “kematian” untuk memulai babak baru dalam hidup mereka.
Kematian mungkin memprihatinkan, tetapi ekosistem kripto juga dikenal karena ketertarikannya dengan teori konspirasi. Kisah serupa terjadi pada Mei 2020, ketika CEO bursa kripto yang sudah tidak berfungsi, QuadrigaCX, meninggal secara misterius saat berkunjung ke India.
Baca Juga: Harga Kripto Naik Setelah Inflasi Amerika Serikat Menurun