Pada 15 Januari, Bitcoin Fear and Greed Index mencapai skor 52, tertinggi sejak 5 April lalu. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga BTC sebanyak 24% selama tujuh hari terakhir.
Sebagai informasi, Fear and Greed Index adalah parameter yang digunakan untuk mengukur sentimen investor terhadap kondisi pasar. Index ini meninjau “gerakan dan sentimen dari berbagai sumber” termasuk volatilitas, momentum dan volume pasar, data media sosial, Google Trends, dan lain-lain.
Terdapat 5 kategori dari Fear and Greed Index, mulai dari “extreme fear” sampai “extreme greed”. Saat artikel ini ditulis, index terhadap Bitcoin kembali turun ke skor 45 atau kategori “fear”. Kondisi ini menunjukkan bahwa kepercayaan para investor masih belum kembali sepenuhnya.
Sementara itu, harga Bitcoin telah mengalami kenaikan beruntun terpanjang kedua dalam sejarah selama 12 hari bulan terakhir. Aset ini telah naik 28% sejak awal tahun.
Momentum masif kenaikan harga BTC telah menciptakan pergerakan besar pada indikator teknikal seperti RSI (relative strength index) yang mencapai level tertingginya selama empat tahun pada timeframe harian. Angka RSI yang tinggi dapat menunjukkan bahwa suatu aset overbought dan akan terkoreksi.
Beberapa analis telah menganggap hal tersebut sebagai bull trap, namun kenaikan harga membuat beberapa orang percaya bahwa momentum akan berlanjut. Menurut data dari CoinGecko, Bitcoin diperdagangkan naik 2,2% hari ini di $21.1652 (saat artikel ini ditulis).
Baca Juga: Sesuai Prediksi, Inflasi Amerika Turun Menjadi 6,5%