Stablecoin dan Ether adalah komoditas dan harus berada di bawah lingkup Commodity Futures Trading Commission (CFTC) Amerika Serikat. Hal tersebut diungkapkan oleh ketua CFTC, Rostin Behnam, sekaligus menentang pernyataan ketua SEC bahwa “semua hal selain Bitcoin” adalah sekuritas.
Pada sidang Senat Agrikultur 8 Maret, Rostin Behnam, menjawab pertanyaan Senator Kirsten Gillibrand tentang perbedaan pandangan yang dipegang oleh regulator dan SEC.
“Terlepas dari kerangka kerja regulasi seputar stablecoin, menurut saya stablecoin akan menjadi komoditas. Sudah jelas bagi tim penegakan hukum dan komisi bahwa Tether, sebuah stablecoin, adalah sebuah komoditas,” jelasnya.
Sebelumnya, CFTC telah menegaskan bahwa Ether, Bitcoin, dan Tether adalah komoditas. Behnam mengungkapkan:
“Kami memiliki risiko litigasi dan risiko kredibilitas agensi jika melakukan hal seperti itu tanpa pembelaan hukum yang serius”
Komentar tersebut tampaknya memperkuat pendapat Behnam yang terkadang goyah tentang klasifikasi Ether. Dalam sebuah acara di Universitas Princeton pada bulan November tahun lalu, ia mengatakan bahwa Bitcoin adalah satu-satunya mata uang kripto yang dapat dipandang sebagai komoditas, dan tidak memasukkan Ether. Hanya sebulan sebelum itu, dia menyarankan Ether dapat dilihat sebagai komoditas juga.
Perbedaan Pandangan SEC dan CFTC
Komentar Behnam menentang pandangan ketua SEC, Gary Gensler, yang mengklaim bahwa “semua hal selain Bitcoin” adalah sekuritas. Perbedaan sudut pandangan tersebut dapat memicu konflik karena masing-masing bersaing untuk mendapatkan kendali regulasi atas industri kripto.
Pada pertengahan Februari, SEC melonggarkan otoritasnya terhadap penerbit stablecoin Paxos. Saat itu, SEC menuntut Paxos karena melanggar undang-undang perlindungan investor dengan menuduh Binance USD stablecoin adalah sekuritas yang tidak terdaftar.
Pada waktu yang sama, regulator juga menargetkan Terraform Labs dan menyebut stablecoin algoritmik TerraUSD Classic (USTC) sebagai sekuritas. Menurut penasihat umum Delphi Labs, Gabriel Shapiro, langkah tersebut dapat menjadi “roadmap” tentang bagaimana SEC dapat menyusun gugatan terhadap penerbit stablecoin lainnya di masa depan.
Tindakan tegas SEC terhadap kripto telah mendapat penolakan dari industri, termasuk pendiri dan CEO Circle, Jeremy Allaire. Ia menegaskan bahwa tidak percaya “SEC adalah regulator untuk stablecoin” namun harus diawasi oleh regulator perbankan.
Baca Juga: Layanan Staking Ethereum Rocket Pool Tembus $1 Miliar di TVL