Sejarah Singkat Internet Hingga Munculnya Web3

Sejarah Singkat Internet Hingga Munculnya Web3

Saat ini, perkembangan internet telah memasuki generasi ketiga, yaitu Web 3.0 atau Web3. Web3 merupakan istilah pada sistem internet yang dapat mengelola informasi dengan cerdas dengan menggunakan teknologi seperti big data, DLT, machine learning, dan lain sebagainya. Sebelum muncul Web3, terdapat sejarah singkat internet seperti berikut ini.

Web 1.0 (1990-an)

Web1 atau Web 1.0 merupakan generasi pertama internet. Web ini adalah proyek pemerintah Amerika Serikat yang bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network). Saat itu, ARPANET berupa jaringan kecil yang hanya menghubungkan antara ilmuwan dari beberapa universitas dengan pemerintah.

Web1 dikenal sebagai website statis, kaku, dan interaksi hanya read only. Jadi, pengguna hanya bisa menggunakan internet untuk membaca dan mencari informasi saja, namun tidak memungkinkan adanya interaksi. Meskipun demikian, Web1 telah memberikan terobosan baru dan menjadi acuan dalam pengembangan web pada generasi selanjutnya.

Web 2.0 (Pertengahan 2000-an)

Darcy DiNucci pada tahun 1999 menciptakan istilah Web 2.0 yang mengacu pada budaya partisipatif yang tumbuh di internet. Istilah tersebut kemudian terkenal pada tahun 2004 melalui konferensi Web 2.0 pertama (KTT Web 2.0) oleh Dale Dougherty dan Tim O’Reilly.

Web generasi dua ini sudah tidak bersifat read only, melainkan pengguna dapat berinteraksi secara read and write. Web2 berfokus pada konten buatan pengguna (user generated content), media sosial, dan aksesibilitas yang tersebar luas. Berdasarkan perkembangan tersebut, banyak melahirkan industri hingga pekerjaan baru berbasis internet, misalnya influencer.

Web 3.0

Pada tahun 2014, Gavin Wood yang menjabat sebagai CO-Founder Ethereum menciptakan istilah Web3.0. Web ini merupakan generasi lanjutan dari Web1 dan Web2. Gagasan Web3 bertujuan untuk mengatasi masalah umum yang muncul dari Web2, yaitu monopoli layanan internet.

Berdasarkan data Semrush, jumlah pengguna pada situs-situs besar seperti Google, Facebook, YouTube, dan Amazon melebih gabungan semua situs peringkat 5 – 20. Hal ini berpotensi terjadinya monopoli layanan internet yang menyebabkan pengguna cenderung mengakses situs yang itu-itu saja, sementara situs lain terabaikan.

Menurut Gavin Wood, sentralisasi internet membuat pengguna mau tidak mau harus percaya bahwa layanan tersebut akan menjaga data pribadi mereka secara sepihak. Untuk itu, jika terjadi suatu kesalahan. maka akan berdampak ke banyak orang.

Web3 memiliki karakteristik yang lebih baik dari dua generasi internet sebelumnya. Karakteristik tersebut terdiri dari trustless (kurang dapat dipercaya), dan permissionless (tanpa izin). Berikut ini terdapat uraian lengkap dari ketiga karakteristik dari Web3.

  • Terbuka

Web3 bersifat terbuka, artinya jaringan dari perangkat lunak menggunakan sistem open-source. Jaringan ini dibuat khusus oleh para komunitas developer secara terbuka dan pengguna dapat mengakses dalam tampilan penuh. Dengan demikian, Web3 dapat memberikan manfaat lebih kepada pengguna melalui kebebasan untuk menjelajahi internet.

  • Trustless

Suatu jaringan yang terbuka memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi secara pribadi maupun publik tanpa melibatkan pihak ketiga yang terpercaya. Hal ini menyebabkan Web3 menjadi rawan dengan informasi yang tidak benar. Dampak yang muncul dapat berupa meningkatnya penyebaran hoax, cyber crime, hingga penipuan.

  • Permissionless

Karakteristik Web3 yang ketiga adalah permissionless (tanpa izin). Hal ini juga masih berkaitan dengan karakteristik pertama yakni open source. Jika akses jaringan terbuka untuk umum, maka para pengguna yang tidak bertanggung jawab memiliki kesempatan besar untuk mengambil maupun mengubah data seseorang tanpa izin. Contoh dari kasus ini adalah pembajakan karya.

Hardianti

Hardianti

Lulusan sarjana Fisika Universitas Hasanuddin. Menggeluti bidang penulisan artikel dan transkrip.

Artikel Lainnya:

Advertisement