Perbedaan Token dan Koin Kripto

Perbedaan Token dan Koin di Kripto

Dalam kripto, terdapat berbagai macam istilah yang wajib untuk dipahami sebelum memutuskan untuk ikut bergabung. Dua istilah penting yang selalu menyebabkan kebingungan adalah token dan koin. Meskipun terdengar mirip, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Pengertian Token

Token adalah akses dari aplikasi yang terdesentralisasi pada sistem blockchain. Secara teknis, token bukan mata uang, namun memiliki nilai pasar.

Jenis-Jenis Token

Berdasarkan definisi regulator keuangan Swiss FINMA, token terdiri dari 4 jenis. Keempat jenis tersebut adalah token keamanan atau aset, utilitas, pembayaran, dan ekuitas.

  • Token Keamanan atau Aset (Security Token)

Token keamanan atau aset adalah token yang dikeluarkan oleh penjualan token awal (ITS) atau ICO. Token ini seperti sekuritas dari Old Financial System (OldFi) yang mewakili saham perusahaan yang berbasis blockchain.

  • Token Utilitas (Utility Token)

Utility token berfungsi untuk mendapatkan askes ke bagian tertentu dari sebuah project. Token ini sering menjadi penawaran atau layanan atas produk tertentu. Nilai token utilitas sering meningkat karena pasokannya terbatas.

  • Token Pembayaran

Token pembayaran memiliki guna yang mirip dengan koin, namun penggunaannya lebih spesifik. Token ini memiliki satu-satunya penggunaan pembayaran untuk barang atau layanan.

  • Token Ekuitas

Saat ini, token ekuitas termasuk token yang tidak umum. Akan tetapi, token ini yang mewakili ekuitas atau saham pada suatu perusahaan.

Pengertian Koin

Koin merupakan aset kripto yang memiliki blockchain tersendiri. Aset ini dibuat menggunakan teknik enkripsi sehingga mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama. Contoh koin yang terkenal adalah Bitcoin dan Litecoin yang memiliki blockchain masing-masing.

Blockchain tersebut berfungsi untuk menjamin transparansi dan meminimalisir terjadinya tindakan pencurian maupun penipuan aset digital. Semua data akan tersimpan kemudian dan dibagikan pada masing-masing jaringan dalam blockchain.

Secara umum, karakteristik dari koin hampir sama dengan uang, portable, tahan lama, dapat memiliki persediaan yang terbatas. Akan tetapi, koin juga memiliki karakteristik utama yaitu terikat pada public-open blockchain. Artinya, siapapun memiliki izin untuk berpartisipasi dan bergabung dalam jaringan tersebut.

Baca Juga : Inilah Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Aset Kripto

Cara Membuat Token dan Koin Kripto

Ketika developer membuat token, mereka bisa memutuskan berapa banyak unit yang akan dibuat dan ke mana tujuan pengirimannya. Bagi kreator, wajib membayar sejumlah aset kripto pada blockchain yang mereka gunakan.

Contoh penggunaannya yaitu jika token menggunakan blockchain Ethereum, maka kreator harus membayar sejumlah aset kripto pada blockchain tersebut. Kreator harus membayar sejumlah ETH sehingga penambang mau melakukan validasi. Setelah itu, token baru dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembuat atau kreator.

Berbeda dengan token, pembuatan koin melalui proses mining atau penambangan. Adapun mekanisme yang digunakan adalah Proof of Stake atau atau Proof of Work. Jika penambang melakukan proses tertentu dalam blockchain dan berhasil, maka akan mendapatkan imbalan berupa koin.

Fungsi Token dan Koin Kripto

Fungsi token dalam kripto adalah sebagai aset digital untuk merepresentasikan suatu kepemilikan. Selain itu, token juga biasanya menjadi alat tukar untuk menjalankan sebuah layanan dari project yang menyediakan token.

Koin berfungsi sebagai unit untuk melakukan transaksi. Koin juga umumnya menjadi penyimpanan nilai yang dapat ditukar dengan sesuatu yang berguna.

Kesimpulan

Token dan koin merupakan aset dalam kripto yang memiliki perbedaan yang jelas. Koin memiliki blockchain tersendiri, tetapi token hanya menumpang pada blockchain lain. Untuk menambang, koin membutuhkan proses mining, sedangkan token membutuhkan proses Initial Coin Offering (ICO).

Artikel Lainnya:

Advertisement